﴿٣٧﴾ لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُحْسِنِينَ
(37) Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
(Al Hajj 22:37)
View on Path
Bagaimana kira2 kalau ada si A menitipkan hadiah kepada si B untuk diberikan kepada si C,
Kemudian si B setelah memenuhi amanah memberikan hadiah kepada si C, si B lalu memamerkannya kepada teman2nya, bahwa dia dermawan dia telah memberikan hadiah kepada orang lain, padahal bukan miliknya, dan dia si B tidak benar-benar memberi hadiah karena bukan miliknya dan dia hanya menyalurkan, hanya dititipi.
harta yang kita sedekahkan, ilmu yg kita peroleh, atau kemampuan beribadah yg diamanahkan kepada kita tidak benar-benar milik kita, jika dipamerkan kepada orang2, hakikatnya merupakan tindakan yang malu-maluin dan menjijikkan,
Demikianlah hakikat riya’ atau sum’ah yang kata nabi dia merupakan syirik kecil, dan kesyirikan merupakan hal yang paling menjijikkan di muka bumi.
Beruntunglah orang2 yang diberi kesempatan utk menyalurkan amanah dari Allah dan dia sadar amanah yang diamanahkan tidak pantas dia pamerkan krn itu titipan dari Allah.
Dalam hadits Mahmud bin Labid, kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya yang paling ku khawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “(Syirik ashgor/kecil adalah) riya’. Allah Ta’ala berkata pada mereka yang berbuat riya’ pada hari kiamat ketika manusia mendapat balasan atas amalan mereka: ‘Pergilah kalian pada orang yang kalian tujukan perbuatan riya’ di dunia. Lalu lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka?’ (HR. Ahmad 5: 429. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
View on Path
Pernah suatu hari Ibrahim bin Adham bertanya kepada Syaqiq Al Balkhi
Ibrahim: Wahai Syaqiq bagaimana kondisimu dengan dunia ini?
Syaqiq: Adapun saya di dunia ini kalau mendapat rezeki aku makan, kalau aku dihalang-halangi mendapat rezeki maka aku bersabar
Ibrahim: kalau begitu keadaanmu sama seperti Anjing2 di negeriku di balkh
Syaqiq: kalau kau bagaimana?
Ibrahim: kalau aku mendpat rezeki maka aku berbagi, kalau dihalangi dari rezeki maka aku bersyukur
View on Path
Allahul musta’an, gerhana matahari itu bukan buat ditonton rame2, dijadikan momen wisata, gerhana itu peringatan dari Allah, jika terjadi gerhana kita diperintah shalat gerhana, berdzikir, berdoa, memohon ampun sampai gerhananya selesai, gerhana ini peringatan dari Allah harusnya kita takut bukan malah dinonton rame2, dijadikan even wisata, bukan!
View on Path
Dalam beberapa dars guru kami ust. Dzulqarnain selalu mengajarkan hadits ini, kalau urusan-urusan dunia mu sering terlambat, coba dicek siapa tau ada dari urusan akhiratmu yang sering kau tunda-tunda
View on Path
Bismillah,
Ini kisah yg dikisahkan ustadzunaa guru kami ust. Dzulqarnain pada suatu khutbah jumat setahun lalu, yang bikin hampir semua jama’ah jumat menangis http://rezamaulana.com/23/09/2015/mana-pengorbananmu
View on Path
Pernah suatu hari Abul Mughirah ditanya, “Bagaimana keadaanmu di pagi ini?”
Ia menjawab, “Pagi ini banyak kenikmatan menyapa kami..
Namun kami lemah untuk bersyukur kepadaNya..
Rabb kita berusaha menjadikan kita mencintaiNya dengan diberikan berbagai kenikmatan..
Padahal Dia tidak membutuhkan kita..
Sementara kita selalu membuat Nya murka..
Padahal kita butuh kepada karuniaNya.
(تزكية النفوس 96).
View on Path