Apakah Islam itu?

Juli 26, 2008 at 2:16 pm 1 komentar


Manusia membutuhkan syariat dalam mengarungi kehidupan dunia, sebab yang namanya manusia sudah tentu akan melakukan gerak yang dapat mendatangkan kemaslahatan dan menolak kemudlaratan. Sedangkan syariat yang akan membedakan mana yang akan menghasilkan kemaslahatan dan mana yang menjerumuskan ke dalam kemudlaratan itulah keadilan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada makhluk-Nya, cahaya-Nya di tengah-tengah hamba-Nya. Tidak mungkin Bani Adam akan hidup tanpa ada syariat yang mengarahkan kepada apa yang harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan. Allah berfirman : “ … dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” (QS. An Nahl : 44)

“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridlaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al Maidah : 15-16).

Allah juga berfirman : “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur’an itu cahaya yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. As Syura : 52)

Itulah Islam, Islam adalah perintah untuk beribadah kepada Allah dan melepaskan peribadahan-peribadahan kepada selain-Nya. Islam adalah perintah untuk mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan menjauhi larangannya. Islam adalah pengagungan terhadap perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang dengan itu semua manusia diatur kehidupannya sesuai dengan kehendak Sang Pencipta dan Pengatur alam jagad raya ini. Yang dengan itu semua manusia dimuliakan atas makhluk-makhluk ciptaan lainnya.

Islam bukanlah seperti yang difilmkan oleh si Boy atau yang digambarkan oleh seorang cow-boy bukan pula seperti yang dicita-citakan oleh seorang sinting, Ulil Abshar Abdala (Koordinator Jaringan Iblis Liberal) yang mengatakan bahwa Islam yang disuguhkan dengan cara “take it” or “leave it” itu membahayakan kemajuan umat Islam.

Pernyataan yang ngaco yang penulis kira dia bukan seorang Muslim. Bagaimana tidak, dengan pernyataan itu dia menginginkan umat Islam bebas dari syariat yang memerintah dan yang melarang. Tidak ada manfaatnya ketaatan dan tidak akan membahayakan kemaksiatan-kemaksiatan. Tidak ada bedanya orang yang beribadah dan yang bermaksiat. Tidak ada gunanya amalan-amalan shalih. Tidak ada bedanya antara yang haq dan yang bathil. Tidak ada prinsip Al Wala’ wal Bara’ bahkan tidak ada bedanya antara Islam dan kafir. Jelas ini adalah penghinaan terhadap syariat Allah dan penghinaan terhadap umat Islam yang menurut dia –dengan pernyataannya itu– umat Islam harus seperti binatang yang hidup bebas tanpa batasan norma-norma kemanusiaan. Kalau bagi dia wajar, karena dia memang seekor binatang. Tetapi kita, kita adalah umat Islam yang dimuliakan dengan Islam seperti pernyataan shahabat Umar Ibnul Khaththab radliyallahu ‘anhu.

Sesungguhnya tidak ada istimewanya tulisan dan pernyataan Ulil Abshar sehingga penulis harus menghabiskan waktu untuk membantahnya karena isinya hanya sampah dan kotoran-kotoran najis yang wajib setiap Muslim untuk menjauhinya. Penulis hanya ingin mengingatkan para pembaca –kaum Muslimin– dengan firman Allah : “ … dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu … .” (QS. Al Maidah : 49)

Hanya dengan kembali kepada agama-Nya, kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, mematuhi segala perintah-perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-larangan-Nya umat Islam akan maju dan mulia sebagaimana pernyataan Nabi : “Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian.” Semua perintah maupun larangan Allah dan Rasul-Nya adalah sesuai dengan fitrah manusia mengarahkan umat Islam kepada sesuatu yang bermaslahat dan menjauhkan dari sesuatu yang bermudlarat, di antara yang menunjukkan hal itu :

Pertama : Allah memerintahkan untuk menganjurkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Allah berfirman : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang mungkar … .” (QS. Ali Imran : 110)

Kedua : Allah memerintahkan untuk ta’awun (tolong-menolong) dalam hal kebaikan dan melarang dari ta’awun dalam dosa dan maksiat. Allah berfirman : “ … dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran … .” (QS. Al Maidah : 2)

Ketiga : Allah memerintahkan untuk menjadi para penegak keadilan. Allah berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu … .” (QS. An Nisa : 135)

Keempat : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memerintahkan untuk bersikap jujur dan melarang dari berdusta. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Hendaklah kalian jujur karena kejujuran menghantarkan kepada kebaikan sedangkan kebaikan akan menghantarkan ke Surga. Dan janganlah kalian berdusta karena kedustaan akan menghantarkan kepada kejahatan, sedangkan kejahatan akan menghantarkan ke neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)

Kelima : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam melarang dari berburuk sangka : “Janganlah kalian berprasangka buruk karena ia adalah perkataan yang paling dusta.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Keenam : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memerintahkan untuk menyebarkan nasihat : “Agama itu nasihat, agama itu nasihat, agama itu nasihat.” Kami bertanya : “Untuk siapa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Bagi Allah, bagi Kitab-Nya, Rasul-Nya, dan bagi para pemimpin Muslimin, serta kaum Muslimin umumnya.” (HR. Muslim dari Abi Ruqayah Tamim Ad Dari). Akhirnya sekali lagi penulis mengingatkan kepada para pembaca kaum Muslimin bahwa sekarang ini telah muncul orang-orang yang berhati syaithan tetapi bertubuh manusia seperti yang digambarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam Shahih Bukhari, hendaknya berhati-hati dan waspada terhadap mereka. Semoga Allah senantiasa memberikan pertolongan-Nya kepada kita dan kaum Muslimin di manapun berada. Amin Ya Mujibas Saailin.

Entry filed under: islam.

Apa yang dilakukan dengan Alquran yang sudah rusak Hukum Ringkas Puasa Ramadhan

1 Komentar Add your own

  • 1. Miftah Hadi  |  Maret 14, 2009 pukul 1:48 pm

    Assalamu’alaikum.
    Wah memang benar mas, zaman sekarang banyak org2 yg ngaku2 muslim tp sejatinya hendak melepaskan diri mereka dr syari’at islam, dn b’argumen dgn alasan2 konyol untuk mendukung pemikiran mereka. Syukran mas atas nasihatnya.
    Miftah Hadi as salafy
    miftahhadi.wordpress.com
    ———————————————————————————————————————————————-
    jazaakumullahu khairan atas komentarnya..

    Balas

komen dong! hehe..

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Google salaf

Dengar Ta’lim lewat Radio

Klik disini untuk dapatkan $27 di akun paypal anda (ini semacam survey, anda tinggal menuliskan pendapat anda saja)

Iklan Layanan Masyarakat

Feeds

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.

Bergabung dengan 476 pelanggan lain

Banner

RezaMaulana.co.nr
Google PageRank Checker

Pengunjungnya sdh brapa?

  • 6.224 Pengunjung, Alhamdulillah

Klik tertinggi

  • Tidak ada

networkedBlogs

Instagram